PON 2016 Menyelamatkan Maskot PON Dari Kepunahan

PON 2016 Menyelamatkan Maskot PON Dari Kepunahan, Bandung - Surili barangkali tidak seterkenal lutung bersama dengan cerita "Lutung Kasarung"-nya, atau apalagi tidak setenar hewan seordo-nya, orang utan, tetapi primata itu mendapat kebanggaan tersendiri dikarenakan dipilih sebagai maskot Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 di Jawa Barat.




Pemerintah Provinsi Jawa Barat membuka hewan bersama dengan nama latin presbytis comata itu sebagai maskot PON XIX dikarenakan kelincahan dan sifatnya yang hidup berkelompok. Pada 4 April 2016, Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mizwar pun "melantik" surili sebagai maskot perhelatan persaingan olahraga empat tahunan itu di Gedung Sate, Bandung. Dedi Mizwar menyerahkan boneka surili yang dijuluki "Lala" dan "Lili" kepada Walikota Bandung Ridwan Kamil serta beberapa atlet dan perwakilan sarana di Jawa Barat.

PB PON XIX dan Peparnas XV pasti tidak sembarang pilih menjadikan surili sebagai maskot. Menurut knowledge dari IPB, monyet dewasa yang rata-rata mempunyai ukuran dari kepala hingga tubuhnya selama 430-595 milimeter bersama dengan panjang buntut 560-724 milimeter selanjutnya mempunyai gerakan yang lincah. Tubuh surili didominasi oleh bulu berwarna abu-abu di anggota punggung dan bulu warna putih di anggota dada hingga ke bokong.


Muka surili terlihat layaknya orang tua yang mempunyai jenggot putih bersama dengan kantung mata yang besar dikarenakan dikelilingi corak warna putih di anggota matanya. Primata yang menyukai daun dan buah selanjutnya cenderung banyak menggunakan sementara hidupnya di kanopi-kanopi hijau hutan yang terdapat di Jawa anggota barat. Penunjukan surili sebagai maskot PON XIX juga bertujuan untuk mempromosikan pemberian bagi hewan selanjutnya yang sudah ditetapkan oleh pemerintah RI lewat SK Menteri Pertanian No. 247/1979, UU RI No. 5/1990, SK Menteri Kehutanan No. 301/1991, dan PP RI No. 7/1999 bersama dengan statusnya yang sudah terancam punah.

Surili diketahui aktif terhadap siang hari atau "diurnal" dan beberapa ditemukan di pepohonan di wilayah Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan Situ Lembang serta beberapa di Situ Patenggang, Bandung.Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua PB PON XIX dan Peparnas XV, menjelaskan kepada Antara di Bandung terhadap Sabtu selanjutnya (17/9) bahwa dirinya yang menunjuk surili menjadi maskot aktivitas setelah memperbandingkan bersama dengan dua finalis lainnya.

Aher, sapaan akrab Gubernur Jawa Barat, mengaku pilih surili dibanding rivalnya, macan dan domba garut, dikarenakan aspek-aspek estetis dan statusnya yang dilindungi. "Alasannya saya bilang pertama surili itu primata yang lincah, primata yang lengkingannya menarik bunyinya, primata yang bersekutu atau berkelompok dalam konteks kemanusiaannya," ujar Aher
Selain itu, surili juga merupakan hewan endemik asli Jawa Barat, sehingga melengkapi poin kemenangan dari dua kompetitornya.

Kendati demikian, jumlah hewan selanjutnya menurut Aher juga cuma tinggal 1.500 ekor. Perhelatan PON XIX terhadap 2016 menjadi pengingat sekaligus penguatan bagi pemberian primata itu setelah dua ekor surili bernama Lala dan Lili dilepas-liarkan terhadap 7 September 2016 selanjutnya di hutan lindung Situ Patenggang, Bandung Selatan."Di situ tersedia hutan Patenggang, hutan konservasi, hutan alam dan tidak tersedia rusaknya apa pun, cukup bagus," memahami Aher. Dengan pertambahan dua surili tersebut, total populasi surili di Situ Patenggang menjadi 42 ekor.